Minggu, 01 April 2018

PENGALAMAN NATAL 2017 DAN TAHUN BARU 2018

                 Oleh : Marselina Tae                             
                     
      
   Rumah dan tanah kelahiran tentu jadi salah satu hal penting dalam hidup. Sebagai tempatmu tumbuh dan dibesarkan, kampung halaman pastilah punya posisi istimewa dihati. Ada keluarga, saudara, teman, dan kenalan-kenalan terdekat di sana. Ibaratnya, setiap jengkal tanah di kota tempatmu lahir dan dibesarkan sudah baik-baik kamu kenal.
Tahun ini adalah kali ketiga saya tidak merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga. Sebagai anak rantau yang tinggal jauh dari orang tua, kadang ada rasa rindu dan sepi ketika harus merayakan Natal dan Tahun Baru  tanpa kehadiran orang-orang terkasih. Jika biasanya di rumah Saya selalu menyambut Natal dan Tahun Baru dengan melayani di gereja(Putri Altar/Misdinar), mendekorasi rumah, dan bersilaturahmi dengan kerabat, di tanah rantau aktivitas ini menjadi sesuatu yang saya rindukan.

Namun, walau jauh dari kehangatan keluarga, pengalaman melewatkan Natal dan Tahun Baru di tanah rantau ternyata mengajari saya untuk memandang Natal dan Tahun Baru dari sudut pandang yang berbeda. Natal dan Tahun Baru  bukanlah tentang perayaan yang gemerlap, melainkan Natal dan Tahun Baru adalah sebuah peristiwa tentang penyertaan Allah atas kita umat manusia.
Natal  2015 dan Tahun Baru 2016 adalah kali pertama ketika saya tidak merayakan Natal dan tahun Baru bersama dengan keluarga. Waktu itu, saya dan seorang teman saya tinggal di sebuah kos - kosan tempat kami tinggal. Senada dengan saya, rupanya para anak – anak  yang usianya rata-rata di bawah 20 tahun itu pun baru pertama kali merayakan Natal dan tahun baru tanpa kehadiran keluarga. Mereka tidak mungkin pulang, karena saat-saat Natal dan Tahun Baru Kita Tidak Libur, Liburan Natal hanya satu hari itupun tanggal 25 desember, dan sorenya kita harus menyiapkan Mata  kuliah untuk besok, Karena Besok kita kembali masuk kampus jadi kita tidak punya banyak waktu untuk bercanda – candaan dengan teman – teman kita.

Seperti dulu ketika bersama dengan keluarga dan Sahabat di kampung Halaman . Sedangkan malam Pergantian tahun Kita di sibukkan dengan tugas – tugas dari dosen yang harus kita kerjakan dan kumpul pada malam pergantian tahun, Saya Kuliah di sebuah universitas Kerakyatan di Kota Malang,Tepatnya Universitas Tribhuana TunggaDewi tercinta (Kampus Ungu) dan saya mengambil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi,,bagi anak – anak HIMAKA soal Kumpul tugas di malam pergantian tahun adalah hal biasa, ya hitung – hitung irit uang Makan untuk dua atau tiga hari ke depannya,,kalo kita keluar jalan – jalan keliling kota Malang kita butuh biaya yang banyak belum rental motor, uang bensin, belum makan apa segala macam,, Lebih amannya saya kumpul uang Rp, 6.000 datang di kampus duduk berkumpul dengan teman – teman yang dari berbagai Daerah, Suku, Bangsa,  Agama,  dan Budaya dari pada saya harus mengeluarkan Uang Ratusan Rupiah hanya untuk kesenangan satu malam.

Pengalaman Kedua pun sama  kita diberi tugas lagi dan pengumpulan Tugasnya pun sama di malam pergantian Tahun juga,, Dan Pengalaman Ke tiga juga sama kita di beri tugas, di tulis tangan dan di kumpulkan tepat pada malam pergantian Tahun Baru.  Mungkin bagi saya ini hal yang sudah biasa malah bagi saya ini adalah tugas tahunan bagi saya,, tapi beda bagi Ade – ade yang masih semester satu,,mungkin ini hal baru bagi mereka, tidak ada hari libur di hari Natal,, ada libur pun hanya satu atau dua hari, dan Tahun Baru pun tidak ada hari libur sama sekali.
 ya tanggal satu libur,, tapi beda bagi mereka saat masi di bangku SMA liburannya mungkin 1 atau 2 minggu saat menjelang penyambutan Hari Raya Natal sampai Pergantian tahun Baru 2017 dan 2018. Dan kebanyakan dari mereka yang bertanya – tanya pada kakak – kakak semester " kakak, kenapa kita anak – anak HIMAKA malam pergantian Tahun Baru di Kampus dan kenapa kita diberi tugas dan di kumpulnya pas tepat pada malam pergantian Tahun Baru,, mungkin ada yang menjawab ini hal yang sudah biasa, bagi saya itu bukan jawabannya yang pasti bagi ade – ade, memang bagi semester atas itu hal yang yang sudah biasa di lakukan, jawabannya adalah ‘’ Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita masih di perbolehkan melewati tahun 2017 dan memasuki Tahun Baru 2018 di antara orang – orang yang asing bagi kita biar pun jauh dari orang Tua , dan kita juga harus Bersyukur kepada Bapak/Ibu Dosen Akuntansi yang sangat peduli dengan kita’’.

Ada satu peristiwa yang terjadi saat dimana saya mengumpulkan tugas, kebetulan kertas kerja saya ada di kamar teman saya,  jarak antara kamar saya sama kamar teman saya itu jaraknya tidak terlalu jauh kira – kira 20 langka, kamar saya di lantai 3 dan kamar teman saya di lantai 2, ketika saya turun dari kamar saya mereka sudah ke kampus untuk mengikuti acara malam tahun baru bersama sekaligus kumpul tugas dan absen, setelah saya panggil – panggil ternyata mereka sudah jalan sedangkan tugas saya masi didalam kamar mereka, sehingga membuat saya sangat kesal, saya mulai  marah, menangis pokonya saya mulai  marah – marah kesemua orang yang berbicara kepada saya, ada yang bilang telffon saja, pakoknya apa yang teman – teman saya di kos omong semuanya salah, kebetulan saya punya file di leptob dan saya cepat – cepat  hidupkan leptob, ambil penna dan kertas untuk catat ulang kembali tugas yang tadi, saya buka file tugas yang saya simpan dan saya mulai catat, acaranya itu mulai pukul 05:00 sampai sekitar pikul 09:00,, dan saya catat tugas tersebut sekitar 1 jam lebih lamanya dari pukul 06 : 00 – 07: 10,, sekitaran jam 7: 25 saya pergi ke kekampus untuk mengikuti acara Tahun Baru bersama dan untuk mengumpulkan tugas walaupun acaranya sudah sampai pertengahan, dan setelah sampai di kampus saya mulai cari ketua tingkat untuk mengumpulkan tugas tersebut, akhirnya sayapun bertemu dengan ketua tingkat dan langsung memberikan tugas tersebut kepada ketua tingkat.

Setelah itu hati saya merasa legah, dan sayapun menikmati malam pergantian tahun baru itu dengan hati yang senang dan penuh rasa syukur, dengan semua pengalaman ini saya benar-benar banyak belajar untuk tetap bersyukur dan tetap sabar dalam menghadapi segala sesuatu karena Tuhan tidak pernah memberi ujian diluar batas kemampuan saya.. 

‘’Dia merancangkan rencana keselamatan yang agung dengan cara Dia sendiri yang datang ke dunia, mengambil rupa manusia, untuk menyelamatkan kita (Yohanes 3:16).
Apapun keadaan kita hari ini, entah kita merayakan Natal dan Tahun Baru  bersama dengan keluarga ataupun seorang diri, kiranya refleksi Natal dan Tahu Baru  sederhana ini boleh mengingatkan kita kembali untuk mengucap syukur atas kebaikan Allah dan meneruskan kebaikan itu kepada orang lain.
                             
                              Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018


1 komentar:

Halaman