Oleh : Marselina Tae
Rumah dan tanah kelahiran tentu jadi salah satu
hal penting dalam hidup. Sebagai tempatmu tumbuh dan dibesarkan, kampung
halaman pastilah punya posisi istimewa dihati. Ada keluarga, saudara, teman,
dan kenalan-kenalan terdekat di sana. Ibaratnya, setiap jengkal tanah di kota
tempatmu lahir dan dibesarkan sudah baik-baik kamu kenal.
Tahun ini adalah kali ketiga saya tidak merayakan
Natal dan Tahun Baru bersama keluarga. Sebagai anak rantau yang tinggal jauh
dari orang tua, kadang ada rasa rindu dan sepi ketika harus merayakan Natal dan
Tahun Baru tanpa kehadiran orang-orang
terkasih. Jika biasanya di rumah Saya selalu menyambut Natal dan Tahun Baru
dengan melayani di gereja(Putri Altar/Misdinar), mendekorasi rumah, dan
bersilaturahmi dengan kerabat, di tanah rantau aktivitas ini menjadi sesuatu
yang saya rindukan.
Namun, walau jauh dari kehangatan keluarga,
pengalaman melewatkan Natal dan Tahun Baru di tanah rantau ternyata mengajari
saya untuk memandang Natal dan Tahun Baru dari sudut pandang yang berbeda.
Natal dan Tahun Baru bukanlah tentang
perayaan yang gemerlap, melainkan Natal dan Tahun Baru adalah sebuah peristiwa tentang penyertaan
Allah atas kita umat manusia.
Natal 2015
dan Tahun Baru 2016 adalah kali pertama ketika saya tidak merayakan Natal dan
tahun Baru bersama dengan keluarga. Waktu itu, saya dan seorang teman saya
tinggal di sebuah kos - kosan tempat kami tinggal. Senada dengan saya, rupanya para
anak – anak yang usianya rata-rata di
bawah 20 tahun itu pun baru pertama kali merayakan Natal dan tahun baru tanpa
kehadiran keluarga. Mereka tidak mungkin pulang, karena saat-saat Natal dan
Tahun Baru Kita Tidak Libur, Liburan Natal hanya satu hari itupun tanggal 25 desember,
dan sorenya kita harus menyiapkan Mata kuliah untuk besok, Karena Besok kita kembali
masuk kampus jadi kita tidak punya banyak waktu untuk bercanda – candaan dengan
teman – teman kita.
Seperti dulu ketika bersama dengan keluarga dan
Sahabat di kampung Halaman . Sedangkan malam Pergantian tahun Kita di sibukkan
dengan tugas – tugas dari dosen yang harus kita kerjakan dan kumpul pada malam
pergantian tahun, Saya Kuliah di sebuah universitas Kerakyatan di Kota
Malang,Tepatnya Universitas Tribhuana TunggaDewi tercinta (Kampus Ungu) dan
saya mengambil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi,,bagi anak – anak HIMAKA soal
Kumpul tugas di malam pergantian tahun adalah hal biasa, ya hitung – hitung
irit uang Makan untuk dua atau tiga hari ke depannya,,kalo kita keluar jalan –
jalan keliling kota Malang kita butuh biaya yang banyak belum rental motor,
uang bensin, belum makan apa segala macam,, Lebih amannya saya kumpul uang Rp,
6.000 datang di kampus duduk berkumpul dengan teman – teman yang dari berbagai
Daerah, Suku, Bangsa, Agama, dan Budaya dari
pada saya harus mengeluarkan Uang Ratusan Rupiah hanya untuk kesenangan satu
malam.
Pengalaman Kedua pun sama kita diberi tugas lagi dan pengumpulan
Tugasnya pun sama di malam pergantian Tahun juga,, Dan Pengalaman Ke tiga juga
sama kita di beri tugas, di tulis tangan dan di kumpulkan tepat pada malam
pergantian Tahun Baru. Mungkin bagi saya
ini hal yang sudah biasa malah bagi saya ini adalah tugas tahunan bagi saya,,
tapi beda bagi Ade – ade yang masih semester satu,,mungkin ini hal baru bagi
mereka, tidak ada hari libur di hari Natal,, ada libur pun hanya satu atau dua
hari, dan Tahun Baru pun tidak ada hari libur sama sekali.
ya tanggal
satu libur,, tapi beda bagi mereka saat masi di bangku SMA liburannya mungkin 1
atau 2 minggu saat menjelang penyambutan Hari Raya Natal sampai Pergantian
tahun Baru 2017 dan 2018. Dan kebanyakan dari mereka yang bertanya – tanya pada
kakak – kakak semester " kakak, kenapa kita anak – anak HIMAKA malam
pergantian Tahun Baru di Kampus dan kenapa kita diberi tugas dan di kumpulnya
pas tepat pada malam pergantian Tahun Baru,, mungkin ada yang menjawab ini hal
yang sudah biasa, bagi saya itu bukan jawabannya yang pasti bagi ade – ade,
memang bagi semester atas itu hal yang yang sudah biasa di lakukan, jawabannya
adalah ‘’ Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita masih di perbolehkan
melewati tahun 2017 dan memasuki Tahun Baru 2018 di antara orang – orang yang
asing bagi kita biar pun jauh dari orang Tua , dan kita juga harus Bersyukur
kepada Bapak/Ibu Dosen Akuntansi yang sangat peduli dengan kita’’.
Ada satu
peristiwa yang terjadi saat dimana saya mengumpulkan tugas, kebetulan kertas
kerja saya ada di kamar teman saya,
jarak antara kamar saya sama kamar teman saya itu jaraknya tidak terlalu
jauh kira – kira 20 langka, kamar saya di lantai 3 dan kamar teman saya di
lantai 2, ketika saya turun dari kamar saya mereka sudah ke kampus untuk mengikuti
acara malam tahun baru bersama sekaligus kumpul tugas dan absen, setelah saya
panggil – panggil ternyata mereka sudah jalan sedangkan tugas saya masi didalam
kamar mereka, sehingga membuat saya sangat kesal, saya mulai marah, menangis pokonya saya mulai marah – marah kesemua orang yang berbicara
kepada saya, ada yang bilang telffon saja, pakoknya apa yang teman – teman saya
di kos omong semuanya salah, kebetulan saya punya file di leptob dan saya
cepat – cepat hidupkan leptob, ambil
penna dan kertas untuk catat ulang kembali tugas yang tadi, saya buka file tugas yang saya simpan dan saya mulai catat, acaranya itu mulai pukul 05:00 sampai
sekitar pikul 09:00,, dan saya catat tugas tersebut sekitar 1 jam lebih lamanya dari pukul 06 : 00 – 07: 10,, sekitaran jam 7: 25 saya pergi ke kekampus untuk mengikuti
acara Tahun Baru bersama dan untuk mengumpulkan tugas walaupun acaranya sudah sampai pertengahan, dan setelah sampai di kampus saya mulai cari ketua tingkat untuk mengumpulkan tugas tersebut, akhirnya sayapun bertemu dengan ketua tingkat dan langsung memberikan tugas tersebut kepada ketua tingkat.
Setelah itu hati saya merasa legah, dan sayapun menikmati
malam pergantian tahun baru itu dengan hati yang senang dan penuh rasa syukur, dengan semua pengalaman ini saya benar-benar banyak belajar untuk tetap bersyukur dan tetap sabar dalam menghadapi segala sesuatu karena Tuhan tidak pernah memberi ujian diluar batas kemampuan saya..
‘’Dia merancangkan rencana keselamatan yang agung
dengan cara Dia sendiri yang datang ke dunia, mengambil rupa manusia, untuk
menyelamatkan kita (Yohanes 3:16).
Apapun keadaan kita hari ini, entah kita merayakan Natal dan Tahun Baru
bersama dengan keluarga ataupun seorang diri,
kiranya refleksi Natal dan Tahu Baru
sederhana ini boleh mengingatkan kita kembali
untuk mengucap syukur atas kebaikan Allah dan meneruskan kebaikan itu kepada
orang lain.
Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018